 |
| Foto: Istimewa ketua dan wakil ketua DPR-RI |
Jakarta, Siarankabar – Ketua DPR RI, Puan Maharani, menegaskan bahwa pintu parlemen akan selalu terbuka bagi masyarakat yang ingin menyampaikan aspirasi. Dengan nada santai, ia bahkan mengundang publik untuk duduk bersama dan berdiskusi melalui mekanisme resmi seperti Badan Aspirasi Masyarakat. Pernyataan itu disampaikan sebagai respons terhadap seruan demonstrasi besar terkait kontroversi tunjangan anggota DPR.
Namun, situasi di lapangan menunjukkan hal yang berbeda. Video yang beredar di media sosial memperlihatkan barikade beton setinggi pinggang berdiri rapat di depan gerbang utama DPR. Langkah pengamanan tersebut dinilai bertolak belakang dengan janji keterbukaan yang sebelumnya disampaikan Puan.
Netizen pun ramai memberikan kritik pedas. “Bukannya membuka pintu, DPR malah membentengi diri,” tulis salah satu warganet. Ironisnya, hal itu terjadi di tengah tuntutan publik agar para wakil rakyat lebih dulu mendengar aspirasi sebelum mengambil kebijakan.
Publik menilai langkah pengamanan itu mencerminkan ketidaksesuaian antara pernyataan formal dan praktik di lapangan. Alih-alih “terbuka lebar,” pintu DPR kini tampak tertutup rapat oleh beton, memunculkan pertanyaan soal keseriusan parlemen dalam menampung suara rakyat.
Source: suara.com
