Deli Serdang, Siarankabar — Praktik pengupahan di bawah standar kembali mencuat. Salah satu perusahaan yang beroperasi di kawasan Aksara, yakni IHive Bliar, diduga menggaji karyawannya jauh di bawah Upah Minimum Kabupaten (UMK) Deli Serdang tahun 2025 yang telah ditetapkan sebesar Rp3.732.906.
Saat ditemui oleh awak media, seorang karyawan berinisial M, mengungkapkan kekecewaannya karena telah bekerja selama satu tahun namun belum pernah menerima upah sesuai UMK.
"Ya, Bang. Aku sudah satu tahun kerja, dari awal buka sampai sekarang, gajiku masih Rp1.500.000. Awalnya kupikir cuma tiga bulan masa training, ternyata sampai sekarang tetap segitu. Aku bingung Bang, sebagai orang kecil, mau mengadu ke mana?" ucap M dengan raut sedih.
Kondisi ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai peran dan pengawasan Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kabupaten Deli Serdang.
Aktivis sekaligus relawan sosial Sumatera Utara, Pitri Nasution, turut angkat bicara terkait temuan ini.
"Sangat disayangkan masih ada perusahaan yang berani menggaji karyawannya di bawah UMK. Padahal sudah jelas, UMK Deli Serdang 2025 sebesar Rp3.732.906. Tapi kenyataannya, karyawan IHive hanya menerima Rp1.500.000," tegas Pitri saat ditemui di kantornya.
Dirinya juga mempertanyakan fungsi pengawasan dari Disnaker Kabupaten Deli Serdang.
"Apakah Disnaker tidak tahu, atau pura-pura tidak tahu? Kalau benar-benar tidak tahu, ini bentuk kelalaian. Tapi kalau pura-pura tidak tahu, ini bentuk pembiaran yang sangat memalukan," tambahnya.
Sebagai penutup, Pitri berharap agar Disnaker segera mengambil langkah tegas dan meninjau ulang praktik pengupahan yang terjadi di perusahaan tersebut.
"Kalau Disnaker memang belum tahu, semoga segera bertindak. Tapi jika tahu dan membiarkan, ini seolah memberi ruang bagi perusahaan seperti IHive Bliar untuk merasa kebal hukum," pungkas Pitri, yang juga dikenal sebagai jurnalis dan aktivis Sumatera Utara.
🖍️Penulis: Pitri Nst
📝Editor: Meijieli Gulo
