
Bandung, Siarankabar — Presiden RI Prabowo Subianto menyampaikan pidato utama dalam Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia (KSTI) 2025 yang digelar di Sasana Budaya Ganesha, Institut Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat. Forum strategis ini menjadi simbol kuatnya komitmen pemerintah dalam menjadikan sains dan teknologi sebagai penggerak utama pembangunan menuju Indonesia Emas 2045.
KSTI 2025 merupakan hasil kolaborasi Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) bersama ITB, sekaligus bagian dari peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional yang jatuh pada 10 Agustus. Acara ini berlangsung selama tiga hari dan diikuti lebih dari 2.200 peserta dari berbagai elemen keilmuan dan industri.
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Brian Yuliarto, melaporkan bahwa konvensi ini merupakan inisiatif langsung Presiden Prabowo, yang bertujuan menyatukan kekuatan peneliti, akademisi, dan pelaku industri khususnya dalam bidang STEM (sains, teknologi, teknik, dan matematika).
“Ini adalah momentum besar pertama bangsa kita dalam mengumpulkan lebih dari dua ribu saintis unggul. Sebuah forum penyatuan visi untuk kemajuan Indonesia,” ungkap Brian.
Ia juga menyebut Prabowo sebagai Presiden aktif kedua yang mengunjungi kampus ITB, setelah Presiden Soekarno.
Konvensi ini mempertemukan 1.066 peneliti berindeks produktivitas tinggi, ratusan rektor dan dosen, diaspora, mahasiswa doktoral, serta perwakilan dari 18 kementerian/lembaga dan 54 industri. Selama konvensi, akan disusun peta jalan riset dan inovasi nasional untuk mempercepat pertumbuhan dan pemerataan ekonomi.
“Ini adalah peluang kolektif untuk membangun bangsa berbasis ilmu pengetahuan dan inovasi, serta melahirkan SDM unggul yang jujur dan berintegritas,” tegas Brian.
Turut hadir dalam acara ini antara lain Peraih Nobel Prof. Konstantin Novoselov, para menteri Kabinet Merah Putih, Gubernur Jabar Dedi Mulyadi, Wali Kota Bandung Muhammad Farhan, serta Rektor ITB Tatacipta Dirgantara.
Editor: Meijieli Gulo